Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proses dan Tahapan Audit Listrik di Sebuah Perusahaan

Proses dan Tahapan Audit Listrik di Sebuah Perusahaan

Siapa yang masih asing dengan istilah audit listrik? Audit listrik menjadi salah satu istilah yang mungkin sering didengar oleh banyak orang, khususnya bagi para pekerja kantoran atau bahkan yang bekerja di industri. Audit listrik adalah proses evaluasi pemanfaatan energi guna mengidentifikasi peluang penghematan energi untuk meningkatkan suatu efisiensi suatu perusahaan.

Dalam proses audit energi listrik bukan hanya penting untuk menghemat biaya listrik saja. Langkah ini juga diwajibkan oleh pemerintah melalui Surat Edaran Wajib nomor 302.E/07/DJE/2010 yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) pada tahun 2010 silam. Surat edaran tersebut berisikan kewajiban pengguna energi listrik maupun non listrik yang setara dengan 6000 ton minyak atau 69780 Megawatthour (MWh) pertahun untuk melakukan konservasi energi.

Secara tidak langsung, surat edaran tersebut ditujukan kepada para pelaku industri dan gedung perkantoran mengingat mereka membutuhkan daya listrik yang sangat besar dalam operasional industri. Oleh karena itu, diharuskan perusahaan audit energi listrik secara berkala.

Lalu, seperti apa sih proses audit di sebuah perusahaan?

1. Pengumpulan data

Proses pengumpulan data sangat penting dalam proses audit energi. Dari data yang didapat, nantinya diperoleh kesimpulan yang akurat terhadap penggunaan energi listrik dalam suatu gedung perkantoran. Proses ini mencakup pengumpulan data desktop, pengumpulan data lapangan, dan cross check kedua data tersebut.

2. Pembagian beban akhir penggunaan

Setelah mendapatkan data yang akurat, Anda dapat membagi berapa total energi yang digunakan dan berapa energi utama yang dijalankan suatu gedung perkantoran. Pembagian tersebut bisa didapat berdasarkan chart konsumsi energi yang dibuat setiap bulannya, hari, dan jam. Pembagian juga bisa didasarkan pada kebutuhan seperti penerangan, pompa air, pendingin ruangan, dll.

3. Analisa konservasi energi

Langkah selanjutnya dalam proses audit energi adalah menganalisa konservasi energi. Langkah ini bisa diklasifikasikan menjadi 3 kategori yakni tanpa/ukuran biaya rendah, ukuran biaya menengah, dan ukuran biaya tinggi. Kategori tersebut bisa ditentukan berdasarkan analisa pada pasokan listrik utama gedung perkantoran, sistem pendingin ruangan, sistem pencahayaan, dan penggunaan alat elektronik lainnya.

Untuk memastikan pengecekan audit listrik di perusahaan berjalan optimal, Sewatama dapat membantumu terkait masalah tersebut.

Posting Komentar untuk "Proses dan Tahapan Audit Listrik di Sebuah Perusahaan"

banner
banner